Minggu, 19 Maret 2017

Hukum Ketertutupan (Law of Closure)

Hukum Persepsi Gestalt : Hukum Ketertutupan (Law of Closure)

Ketertutupan adalah salah satu hukum dari persepsi Gestalt. Prinsip dari hukum ketertutupan menyatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung akan membentuk sebuah totalitas. Seperti melihat suatu benda atau pola yang sudah dikenal walaupun tidak penuh atau hanya sebagian, tetapi kita akan dapat mengenali.
Contoh hukum ketertutupan:


Jika melihat gambar di atas, orang mempersepsi gambar tersebut adalah sebuah kubus. Karena orang-orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola yang tidak lengkap, sehingga gambar tersebut terlihat membentuk pola sebuah kubus. Dan juga kubus merupakan bentuk yang sudah umum sehingga orang-orang akan mengenali bangun ruang tersebut walaupun tidak sepenuhnya lengkap.

Tugas 1 Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar


MITOS DAN LEGENDA

Mitos merupakan merupakan simbol dari sebuah sejarah yang diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi, yang menceritakan tentang serangkaian peristiwa nyata dan imajiner yang menyangkut asal-usul dan perubahan alam raya dan dunia, dewa-dewi, kekuatan atas kodrati, manusia, pahlawan dan masyarakat.
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap yang empunya cerita sebagai kejadian atau peristiwa yang sesungguhnya pernah terjadi. Legenda seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif, walaupun tidak tertulis tetapi telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh berbeda dengan kisah aslinya.

Contoh mitos:
a.         Bersiul pada malam hari
Banyak orang tua mengatakan jangan bersiul pada malam hari, karena akan mengundang makhluk halus. Sebenarnya mitos ini belum diketahui kebenarannya. Mitos ini mungkin bermaksud agar tidak bersiul pada malam hari karena akan mengganggu orang yang sedang beristirahat.
b.      Membuka payung dalam ruangan atau rumah
Orang bilang jika membuka payung dalam ruangan atau rumah menandakan bahwa saudara kita ada yang meninggal. mungkin makna sebenarnya adalah jika membuka payng dalam ruangan akan mengganggu, seperti membuat ruangan menjadi sempit dan akan mejadi kotor ketika payung tersebut basah, dan apabila ada orang yang lewat akan terkena atau tersandung payung tersebut.

Contoh legenda:
Batu Golog
Legenda dari Nusa Tenggara Barat

Pada zaman dahulu, di daerah Padamara dekat Sungai Sawing, Nusa Tenggara Barat, hiduplah sepasang suami istri yang miskin. Si istri bernama Inaq Lembaian dan suaminya bernama Amaq Lembaian. Setiap hari mereka pergi ke rumah-rumah penduduk untuk mencari pekerjaan.
Pada suatu hari mereka tiba di sebuah rumah penduduk yang tampak sibuk menumbuk padi. Inaq Lembaian menghampirinya.
“Bu, bolehkah saya ikut bekerja membantu  menumbuk padi?”
“Boleh, kebetulan yang kami tumbuk cukup banyak, kau bisa membantu kami.”
“Terima kasih Bu.” Kata Inaq Lembaian dengan hati senang.
Ketika menumbuk padi, kedua anak Inaq Lembaian diletakan di atas batu ceper yang tidak jauh dari tempat ia menumbuk padi. Batu itu bernama batu golog. Tidak berapa lama, kedua anaknya berteriak-teriak memanggilnya.
“Ibu...ibu...!”
Si Ibu menganggap anak-anaknya hanya iseng memanggilnya. Tanpa menoleh ia meneruskan pekerjaannya. Sebenarnya batu yang mereka duduki tiba-tiba bergerak naik ke atas. Tingginya melebihi pohon kelapa. Kedua anak-anak itu berteriak ketakutan.
“Ibu... ibu... tolong!” jerit anaknya dari ketinggian.
“Tunggu, ibu sedang bekerja,” ucap Inaq Lembaian.
Semakin lama, ia tidak mendengar suara teriakan anak-anaknya. Ia berpikir sang anak pasti sudah lelap tertidur. Sementara batu golog itu semakin lama semakin tinggi sampai menembus awan. Betapa terkejutnya Inaq Lembaian kedua anaknya sudah tidak terlihat lagi.
Inaq Lembaian sangat bingung untuk menyelamatkan kedua anaknya. Ia menangis dan memohon kepada Dewata untuk bisa mengambil anaknya yang berada di atas awan. Doa Inaq Lembaian pun terkabul. Dengan sabuknya, ia dapat memenggal batugolog cukup sekali tebasan saja. Batu golog itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama jatuh di suat tempatsehingga menyebabkan tanah bergetar. Tempat jatuhnya batu itu menjadi sebuah desa yang kemudian bernama Desa Gembong. Bagian yang kedua jatuh di suatu tempat yang kemudian tempat itu diberi nama Dasan Batu. Sedangkan, bagian ketiga batu golog tempat yang diberi nama Montong Teker.
Batu Golog memang sudah terpecah menjadi tiga bagian. Tapi Inaq Lembaian tidak bisa mendapatkan anaknya, karena sudah menjadi dua ekor burung. Sang kakak berubah menjadi burung Kekuwo, sedangkan san adik menjadi burung Kelik.

Daftar Pustaka:
Bravianingrum, Diessy Hermawati. Perbandingan Mitos yang Terdapat pada Legenda (KO-SODATE YUUREI) (Jepang) dan Legenda Kuntilanak (Indonesia) (Kajian Sastra Bandingan).University of Pesantren Tinggi Darul’Ulum Jombang.
Angelia, Yustitia. Tanpa Tahun. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Jombang: Lintas Media.