Kamis, 31 Oktober 2019

Elemen Sistem, Karakteristik Sistem, dan Contoh Model Sistem Informasi Psikologi

Elemen Sistem, Karakteristik Sistem, dan Contoh Model Sistem Informasi Psikologi

1.    Elemen Sistem
           Menurut Yakub (2012) tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama, tetapi susunan dasarnya sama. Ada beberapa elemen yang menbentuk suatu sistem, yaitu:
a.     Tujuan
Tujuan ini menjadi motivasi yang mengarahkan pada sistem, karena tanpa tujuan yang jelas sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali.
b.     Masukkan (input)
Masukkan (input) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud maupun yang tidak berwujud. Masukan berwujud adalah bahan mentah, sedangkan yang tidak berwujud adalah data.
c.     Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.
d.     Keluaran (output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan sistem dan keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem lain.
e.      Batasan (boundary)
Batasan sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem. Batasan sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, dan kemampuan sistem.
f.      Mekanisme pengendalian dan umpan balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), sedangkan umpan balik digunakan untuk mengendalikan masukan maupun proses. Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
g.     Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.

2.    Karateristik Sistem
           Menurut Hutahaean (2015) agar sistem dikatakan baik, sistem memiliki karakteristik yaitu:
a.     Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, artinya sistem saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
b.     Batasan sistem (boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c.     Lingkungan luar sistem (environment)
Lingkungan luar sistem (environment) adalah di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan yang bersifat menguntungkan harus tetap dijaga dan yang merugikan harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d.     Penghubung sistem (interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran dari subsitem akan menjadi masukkan untuk subsistem lain melalui penghubung.
e.     Masukkan sistem (input)
Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input). Maintenace input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi, sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
f.      Keluaran sistem (output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikaslkan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan, seperti komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
g.     Pengolah sistem
Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
h.     Sasaran sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

3.    Contoh Model Sistem Informasi Psikologi
E-Counseling
           Penggunaan istilah konseling online adalah gabungan dari dua kata yaitu kata konseling dan kata online, menurut Eisenberg (dalam Gunarsa, 2007) konseling adalah membantu klien agar mampu menguasai masalah yang segera dihadapi dan yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang. Sedangkan kata online adalah keadaan saat sebuah jaringan (internet) terhubung pada komputer atau perangkat lain.
           Menurut Amani (2007) e-counseling adalah konseling yang dilakukan melalui internet yang secara umum merujuk pada profesi yang berkaitan dengan layanan kesehatan mental melalui teknologi komunikasi internet. Menurut Fields (2011) menyebutkan bahwa e-counseling merupakan sebuah layanan terapi yang relatif baru. Konseling dikembangkan dengan menggunakan teknologi komunikasi dari yang paling sederhana dengan menggunakan telepon maupun dari computer ke komputer hingga dengan menggunakan webcam (komputer dan internet). Menurut Haberstroh (2011) e-counseling adalah komunikasi antara klien dan konselor dengan menggunakan streaming video dan audio komputer sehingga tercipta komunisi antara klien dengan dengan konselor.
           Koutsonika (2009) menjelaskan bahwa proses konseling tidak semudah yang dibayangkan. Proses konseling memiliki kompleksitas  permasalahan yang beragam dan isu yang berbeda tergantung karakteristik setiap klien, selain itu juga pengguna dihadapkan pada masalah etika dalam pengguanaan teknologi informasi, latar belakang pendidikan, hokum, keterampilan dan masalah manajemen.




Daftar Pustaka:

Amani, N. (2007). Investigating the nature, the prevalence, and effectiveness of online counseling, A Thesis, Departmentf of Educational Psychology, Administration and Counseling, California State university Long Beach.

Fields, K. (2011).  About online counseling. www.openmmindcounseling.com.

Gunarsa, S. D. (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.

Hutahahean, J. (2015). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.

Koutsonika, H. (2009). E-Counseling: the new modality: online career counseling for greek tertiary education. Greece: In Press.

Haberstroh, S., & Duffey, T. (2011). Face-to-face supervision of online counselors: supervisor perspectives. Retrieved from http://counselingoutfitters.com/vistas/vistas11/Article_66.pdf.

Yakub. (2012). Pengantar sistem informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Senin, 14 Oktober 2019

Sistem Informasi Psikologi


Sistem Informasi Psikologi
1.    Definisi Sistem
Menurut Fat (dalam Hutahaean, 2015) sistem adalah suatu himpunan suatu "benda" nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
Menurut Jogianto (dalam Hutahaean, 2015) sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Menurut Indrajit (dalam Hutahaean, 2015) sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Menurut Murdick (dalam Hutahaean, 2015) sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan tertentu.
Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk satu kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan.

2.    Definisi Informasi
Menurut Gordon B. Davis (dalam Sutabri, 2012) informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mmpunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan saat ini atau keputusan-keputusan yang akan datang.
Menurut Hutahahean (2015) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.
Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) informasi adalah data yang diolah menjadi lebih berguna dan berarti bagi penerimanya, serta untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan.
Menurut Meliono (dalam Maryono, 2018) informasi adalah data yang diproses untuk suatu tujuan tertentu untuk menghasilkan sebuah keputusan.
Menurut Burch dan Strater (dalam Maryono, 2018) informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.

3.    Definisi Psikologi
Menurut Wade dan Travis (2007) psikologi adalah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan libgkungan eksternal.
Menurut Basuki (2008) psikologi adalah ilmu pengetahuan ilmiah yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran prses mental, aktivitas motorik, kognitif, dan emosional.
Menurut Murphy (dalam Sarwono, 2016) psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Menurut Menurut Atkinson, dkk (dalam Wijono, 2010) psikologi sebagai studi imiah mengenai proses perilaku dan prses mental.
Menurut Plotnik dan Kouyoumdijan (2011) psikologi merupakan studi yang sistematis dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental.

4.    Definisi Sistem Informasi Psikologi
Dari beberapa pengertian mengenai sistem, informasi dan psikologi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi adalah kumpulan komponen-komponen (sistem) yang akan menghasilkan informasi yang berkaitan dengan psikologi yaitu akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam pengambilan keputusan.


Daftar Pustaka:

Anggraeni, E. Y., & Irviani, R. (2017). Pengantar sistem informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi umum. Depok: Gunadarma.
Hutahahean, J. (2015). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Maryono. (2018).  Istilah-istilah dalam kebijakan dan manajemen kesehatan. Jawa Timur: Qiara Media.
Plotnik, R., & Kouyoumdijan, H. (2011). Introduction to psychology. USA: Wadsworth.
Sarwono, S. W. (2016). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutabri, T. (2012). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Wade, C., & Travis, C. (2007). Psikologi edisi 9 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Wijono, S. (2010). Psikologi industri dan organisasi : dalam suatu bidang gerak psikologi sumberdaya manusia. Jakarta: Prenadamedia.