Elemen
Sistem, Karakteristik Sistem, dan Contoh Model Sistem Informasi Psikologi
1. Elemen
Sistem
Menurut Yakub (2012) tidak semua sistem memiliki kombinasi
elemen-elemen yang sama, tetapi susunan dasarnya sama. Ada beberapa elemen yang
menbentuk suatu sistem, yaitu:
a.
Tujuan
Tujuan
ini menjadi motivasi
yang mengarahkan pada sistem, karena tanpa tujuan yang jelas sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali.
b. Masukkan (input)
Masukkan (input) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud maupun yang tidak berwujud. Masukan berwujud adalah bahan mentah, sedangkan
yang tidak berwujud adalah data.
c. Proses
Proses
merupakan bagian yang
melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang
berguna dan lebih bernilai.
d. Keluaran (output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan sistem dan
keluaran dapat menjadi masukan untuk subsistem lain.
e. Batasan (boundary)
Batasan
sistem adalah pemisah antara
sistem dan daerah di luar sistem. Batasan sistem menentukan konfigurasi, ruang
lingkup, dan kemampuan sistem.
f.
Mekanisme pengendalian dan umpan balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), sedangkan
umpan balik digunakan untuk mengendalikan masukan maupun proses. Tujuannya
untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
g. Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu
yang berada di luar sistem.
2. Karateristik Sistem
Menurut Hutahaean (2015) agar sistem dikatakan baik,
sistem memiliki karakteristik
yaitu:
a.
Komponen
Suatu sistem terdiri
dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, artinya sistem
saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem
atau bagian-bagian dari sistem.
b. Batasan sistem (boundary)
Batasan sistem merupakan
daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan
lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c.
Lingkungan luar sistem (environment)
Lingkungan luar sistem (environment) adalah di luar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan yang bersifat menguntungkan
harus tetap dijaga dan yang merugikan harus dijaga dan dikendalikan, kalau
tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d.
Penghubung sistem (interface)
Penghubung sistem
merupakan media penghubung antara satu subsitem dengan subsistem lainnya. Melalui
penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke
subsistem lain. Keluaran dari subsitem akan menjadi masukkan untuk subsistem lain
melalui penghubung.
e.
Masukkan sistem (input)
Masukkan adalah energi
yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal
(signal input). Maintenace input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat
beroperasi, sedangkan signal input
adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
f. Keluaran sistem (output)
Keluaran sistem adalah
hasil dari energi yang diolah dan diklasifikaslkan menjadi keluaran yang
berguna dan sisa pembuangan, seperti komputer menghasilkan
panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang
dibutuhkan.
g.
Pengolah sistem
Suatu sistem menjadi
bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi
akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
h. Sasaran sistem
Suatu sistem pasti
mempunyai tujuan (goal) atau sasaran
(objective). Sasaran dari sistem
sangat menentukan input yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
3. Contoh Model Sistem Informasi Psikologi
E-Counseling
Penggunaan istilah konseling online adalah gabungan dari
dua kata yaitu kata konseling dan kata online, menurut
Eisenberg (dalam Gunarsa, 2007) konseling adalah membantu klien agar mampu menguasai masalah yang
segera dihadapi dan yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang. Sedangkan
kata online adalah keadaan saat sebuah jaringan (internet) terhubung pada komputer atau perangkat
lain.
Menurut Amani (2007) e-counseling adalah
konseling yang dilakukan melalui internet yang secara umum merujuk pada profesi
yang berkaitan dengan layanan kesehatan mental melalui teknologi komunikasi
internet. Menurut Fields (2011) menyebutkan bahwa e-counseling merupakan
sebuah layanan terapi yang relatif baru. Konseling dikembangkan dengan
menggunakan teknologi komunikasi dari yang paling sederhana dengan menggunakan
telepon maupun dari computer ke komputer hingga dengan menggunakan webcam
(komputer dan internet). Menurut Haberstroh (2011) e-counseling adalah
komunikasi antara klien dan konselor dengan menggunakan streaming video dan
audio komputer sehingga tercipta komunisi antara klien dengan dengan konselor.
Koutsonika (2009) menjelaskan bahwa proses konseling tidak
semudah yang dibayangkan. Proses konseling memiliki
kompleksitas permasalahan yang beragam
dan isu yang berbeda tergantung karakteristik setiap klien, selain itu juga
pengguna dihadapkan pada masalah etika dalam pengguanaan teknologi informasi,
latar belakang pendidikan, hokum, keterampilan dan masalah manajemen.
Daftar
Pustaka:
Amani, N. (2007). Investigating the nature, the prevalence,
and effectiveness of online counseling, A Thesis, Departmentf of
Educational Psychology, Administration
and Counseling, California State university Long Beach.
Gunarsa, S. D. (2007). Konseling dan
psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Hutahahean, J. (2015). Konsep sistem
informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Koutsonika, H. (2009). E-Counseling: the new modality: online
career counseling for greek tertiary education. Greece: In Press.
Haberstroh, S., &
Duffey, T. (2011). Face-to-face
supervision of online counselors: supervisor perspectives. Retrieved from http://counselingoutfitters.com/vistas/vistas11/Article_66.pdf.
Yakub. (2012). Pengantar sistem
informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar